Sabtu, 17 Maret 2018

Pak Tua Yang Membaca Kisah Cinta : A Book Review



[Book Review]

Detail Buku
Judul : Pak Tua Yang Membaca Kisah Cinta
Penerbit : Marjin Kiri
Tahun Terbit : 2017
Cetakan Ke : 2
Halaman : 133
Penerjemah : Ronny Agustinus

Sinopsis Buku

Antonio Josè Bolívar Proaño karakter utama dalam novel ini. Adalah seorang Pak Tua tanpa istri dan anak yang memilih mengasingkan dirinya di hutan Amazon sejak kematian istrinya. Ia bergabung dengan suku ...... lalu ia mempelajari  banyak  cara untuk lebih mengenal hutan tempat ia tinggal, menaklukkannya, tanpa harus merusak. Ia juga berusaha mengenal setiap pertanda pertanda yang lahir dari alam yang selalu memberikan petunjuk. Ia tinggal di sebuah rumah kayu yang tak banyak memiliki perabotan. Ia merasa damai tinggal dengan cara begitu sebelum orang - orang putih memaksa masuk hutan demi masa depan yang lebih baik katanya, namun malah merusak ekosistem yang ada hingga memaksa seluruh hewan disana mengungsi lebih jauh dan dalam lagi menuju hutan, termasuk suku yang mendiami hutan - hutan tersebut. Sampai pada akhirnya seekor macan tutul membunuh satu persatu manusia kulit putih yang mencoba membangun peradaban di hutan, dan tak ada seorang pun yang bisa menghentikannya kecuali Pak Tua. Akankah semua kembali normal setelah macan tutul dihentikan? Akankah mimpi sederhana Pak Tua untuk membaca kisah cinta setiap hari tanpa gangguan juga akan terwujud?

Kelebihan Buku
Buku tipis ini menurut saya sudah memenuhi ekspektasi saya sebagai pembaca pemula sastra amerika latin. Terjemahannya sip, sehingga setiap pesan yang berusaha ditulis oleh pengarang sampai kepada setiap pembaca yang memiliki bahasa yang berbeda - beda. Kisah ini juga mengangkat isu yang tidak biasa yaitu isu lingkungan yang dibalut cinta. Bahkan menurut saya pengarang bisa mengajak pembaca bahwa cinta bukan hanya milik manusia saja. Cinta itu milik setiap makhluk hidup. Jika manusia ingin hidup aman & damai maka cintailah lingkungan dan makhluk hidup di sekitar. Apabila itu dicederai maka kehidupan menjadi tidak seimbang dan akan muncul kerusakan yang akhirnya harus ditanggung manusia itu lagi.

Kekurangan Buku

Sebenarnya hampir tidak ada kekurangan dalam buku ini menurut saya dalam hal teknis. Hanya saja saya akan lebih menyukai jika di dalam buku ini ada tokoh perempuan yang ikut berbicara. Disini, hanya laki - laki yang mendapatkan percakapan. Perempuan hanya sebagai penghias. Mereka ada, tetapi jatah percakapannya tidak sebanyak yang dimiliki tokoh laki - laki.

*salah satu postingan yang saya submit di acara 30haribercerita di Instagram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar