Senin, 15 Juni 2020

Resensi Film : Something In Between (2018)





Data Film

Tayang : 2018

Sutradara : Asep Kusnandar

Pemain : 
Jefri Nichol, Amanda Rawles, Junior Liem, Slamet Rahardjo, Yayu Unru, Naufal Samudera.

Durasi : 1 Jam 40 menit

Produksi : Rapi Films

SINOPSIS

Gema (Jefri Nichol) menyukai Maya (Amanda Rawles) si anak pintar yang terdaftar di kelas unggulan, sehingga Gema harus melancarkan serangan PDKT dengan cara yang unik. Untung Gema memang anak yang nyeleneh dan penuh ide.


Ia melibatkan Kepala Sekolah (Slamet Rahardjo) untuk membantunya membantunya pindah  ke kelas Maya, lalu  sang penjaga sekolah (Yayu Unru) yang sangat akrab dengannya sehingga menjadi tempat curhatnya. 


Gema, juga di dukung penuh oleh sahabatnya yang bernama Surya (Junior Liem). Sayangnya, Gema memiliki saingan kakak kelas bernama Raka (Naufal Samudera) yang juga sangat mencintai Maya. 


Di tengah tengah persaingan sengit tersebut dan gigihnya usaha Gema, akhirnya Maya mulai jatuh hati. Di saat mereka berdua mulai saling tertarik dan merencanakan masa depan mereka tiba - tiba kecelakaan terjadi hingga membuat mereka berpisah karena maut.


Namun, berkat janji yang mereka ucapkan sebelumnya untuk saling setia dan selalu bersama, membuat kisah cinta mereka berlanjut dan melibatkan Abi dan Laras, apa hubungan mereka dengan Gema dan Maya? Lalu, apakah mereka tetap akan bersatu melalui reinkarnasi?


RESENSI


Film tentang cinta anak muda memang sudah banyak jenisnya, tetapi yang mengikutsertakan tentang cinta sejati hingga reinkarnasi mungkin hanya film ini.


Film ini, seolah memberi harapan baru bahwa di sudut belahan dunia ini masih ada yang namanya "cinta sejati" bahkan apabila ia belum terwujud di suatu masa kehidupan, ia akan bereinkarnasi hingga cinta itu mewujud sesuai takdir.


Namun sebagai penonton saya merasa cerita yang ringan ini menjadi tidak masuk akal karena seharusnya penggambaran tokoh yang tidak berbeda antar usia. Tidak ada perbedaan signifikan antara tokoh saat remaja ataupun dewasa kalau hanya berubah secara penampilan saja. 


Sesungguhnya, sebagai penonton saya sangat terganggu dengan cerita anak SMA yang sudah mengucapkan janji sehidup semati. Terlalu berlebihan.


Kalau memang tujuannya untuk menandingi film Dilan, seharusnya elemen itu tidak usah di masukkan. Cukup cerita anak SMA yang ringan, indah dan manis saja.