Selasa, 22 Juni 2021

Movie Review : Trinity, The Nekad Traveler (Part 1)







DATA FILM


Judul : The Nekad Traveler (Part 1)

Tahun Tayang : 2017

Sutradara : Rizal Mantovani

Pemain : Maudy Ayunda, Hamish Daud, Rachel Amanda, Anggika Bolsterli, Babe Cabita, Ayu Dewi

Produksi : Starvision Plus

Durasi : 110 Menit


SINOPSIS

Film Trinity, The Nekad Traveler mengisahkan Trinity adalah seorang pegawai kantoran yang memiliki hobi traveling. Selain bekerja di kantor, Trinity juga mengelola situs blog nya yaitu naked-traveling.com untuk menuangkan semua perjalanan dan pengalamannya melalui tulisan. Namun hobi Trinity yang suka jalan-jalan sering berbenturan dengan keadaan uangnya yang pas-pasan, karena dia hanya mengandalkan uang yang dia sisihkan dari gaji menjadi seorang pegawai biasa. Bahkan, tak jarang Trinity sering ditegur oleh bosnya karena sering mengambil jatah cuti untuk berlibur.

 

Ketika Harpitnas (istilah dari Hari Kejepit Nasional) datang, Trinity sangat memanfaatkan momen itu untuk liburan. Bersama dengan dua sahabatnya yang memiliki hobi serupa, Nina dan Yasmin, beserta sepupunya, untuk berlibur bersama. Namun, sebagai orang tua Trinity, Bapak dan Mama selalu bertanya mengenai jodoh dan keseriusan menjalin hubungan. Tetapi Trinity selalu berdalih bahwa dia akan mencari jodoh apabila bucket list nya telah terwujud. Bucket list Trinity berisikan hal-hal yang harus dia lakukan sebelum tua dan kebanyakan isinya mengenai jalan-jalan.

 

Suatu hari saat Trinity sedang melakukan traveling, dia bertemu dengan Paul (diperankan oleh Hamish Daud). Dia adalah seorang fotografer sekaligus traveler.  Trinity juga sempat merasa tertarik dengannya. Namun dengan hobi keduanya sebagai traveler, apakah hubungan itu akan terus berlanjut? Lantas berhasilkah Trinity mewujudkan seluruh impiannya di bucket list?


REVIEW

Bagi saya, film ini mengangkat isu yang tidak biasa, tentang mengenali diri sendiri dan mendengarkan suara hati diri sendiri. Terutama tentang mengenali diri bagi setiap perempuan. Perempuan sebagaimana kita kenal selama ini, yang tumbuh dalam budaya patriarki yang kuat, selalu dipandang sebelah mata jika memiliki keinginan yang kuat. Mereka akan menerima ucapan miring , apalagi sih yang mau kamu cari? Memangnya ini kurang? Jadi perempuan kok banyak maunya. 

Perempuan yang terlalu mandiri dianggap tidak normal dan tidak sesuai kodratnya. Perempuan seharusnya diam, pasrah dan menurut saja. Perempuan tidak pantas untuk mandiri, perempuan sebaiknya harus selalu dilindungi oleh lelaki.

Sedangkan film ini mengangkat kisah nyata yang telah dibukukan tentang seorang traveler perempuan yang sangat mandiri dan juga punya keinginan yang kuat, yang tidak begitu saja mau dipaksa menikah setelah dewasa.

Bagi Trinity, tokoh utama film ini, perjalanannya bukan sekedar menghabiskan uang dan bergaya saja, dalam perjalanannya dia menemukan banyak kenalan baru, ia belajar banyak hal baru di tempat yang ia kunjungi, dalam perjalanannya juga ia memiliki banyak waktu untuk mengenal tentang dirinya lebih jauh, mendengarkan apa keinginan dirinya yang dilakukan murni untuk dirinya sendiri, bukan semata menyenangkan orang lain atau hanya mengikuti adat yang sudah berjalan, dia sedang berusaha mencintai dirinya sendiri.

Dengan kita bisa mencintai diri sendiri, maka itu satu langkah bagus yang patut diapresiasi karena artinya kita telah mengenali diri kita sendiri secara utuh. Kita mengerti apa yang baik untuk kita saat ini dan kemudian hari. Kita tidak akan terjebak arus, kita memiliki prinsip dan itu penting bagi setiap perempuan.

Setelah mengenali diri sendiri, maka akan muncul rasa bahagia dalam diri. Sebelum seorang perempuan memutuskan untuk bahagia bersama orang lain, ia harus bisa bahagia dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Kondisi yang seperti ini akan memunculkan kemandirian, kita tidak bergantung pada orang lain untuk merasa bahagia, kita bisa bahagia karena diri kita sendiri.

Dalam film ini, scene yang paling mengharukan dan membekas di hati adalah ketika Trinity mengerti bahwa Paul bukanlah tujuannya saat ini, bahwa masih banyak yang ingin ia raih. Situasi yang amat sulit seperti ini, dimana seorang perempuan harus memilih adalah situasi yang sangat penting. Memilih itu adalah hak setiap laki - laki dan perempuan, perempuan dan laki - laki itu setara. Di posisi genting inilah prinsip seorang perempuan dibutuhkan, dan prinsip hanya akan muncul jika seorang perempuan sudah mengenali secara utuh dirinya sendiri, apa yang menjadi keinginan dan prioritasnya.

Film ini sungguh sangat layak tonton berkali - kali selain karena pesan tersirat yang termuat di film ini, saya sangat suka dengan latar tempat yang disuguhkan, dari mulai Lampung, Nusa Tenggara, Makassar dan Filipina sampai Maldives. Sekaligus cuci mata secara gratis :)

Seperti biasa, akting Maudy Ayunda sama sekali tidak mengecewakan. Film ini asli rekomendasi banget!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar