Sabtu, 27 Juni 2020

Resensi Film : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020 | #NKCTHI)



DATA FILM


Tayang : 2020

Sutradara : Angga Dwimas Sasongko

Pemain : Rachel Amanda, Rio Dewanto, Sheila Dara, Donny Damara, Susan Bachtiar, Ardhito Pramono, Oka Antara

Produksi : Visinema Pictures

Durasi :  121 Menit


SINOPSIS : 


NKCTHI berkisah mengenai Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara Aisha), dan Awan (Rachel Amanda) kakak beradik yang hidup dalam keluarga yang tampak bahagia. Setelah mengalami kegagalan besar pertamanya, Awan berkenalan dengan Kale (Ardhito Pramono) seorang cowok eksentrik yang memberikan Awan pengalaman hidup baru, tentang patah, bangun, jatuh, tumbuh, hilang dan semua ketakutan manusia pada umumnya.



Perubahan sikap Awan mendapat tekanan dari orang tuanya. Hal tersebut mendorong pemberontakan ketiga kakak beradik ini yang menyebabkan terungkapnya rahasia dan trauma luka besar dalam keluarga mereka. (Dikutip dari cnnindonesia.com)


RESENSI : 


Film ini memotret bagaimana kehidupan keluarga dengan toxic positivity yang begitu jelas. Sekalipun keluarga mereka utuh, namun masing masing dari anggota keluarganya rapuh. Itu semua terjadi akibat penyangkalan terhadap kehilangan di masa lalu. Penyangkalan itu menimbulkan kebohongan kebohongan lagi untuk menutupi luka di hati.


Apa sih sesungguhnya makna dari toxic positivity? Menurut Psychology Today Toxic positivity adalah sebuah konsep  bahwa seseorang hanya berfokus pada hal hal positif namun menolak apa pun yang dapat memicu emosi negatif. Jadi meskipun yang di ucapkan adalah kalimat positif, tapi tetap akan melukai bukannya malah menyembuhkan. 

Karena pada dasarnya, toxic positivity adalah pikiran positif yang dipaksakan. Kadang kala, sebagai manusia kita perlu untuk merasa bersedih agar lebih seimbang. Agar lebih mengerti bahwa di dunia ini, ada banyak sekali perasaan yang mampu di rasakan oleh manusia. Sehingga setelah mengenal jenis jenis perasaan, yang bisa di petik dari itu adalah bagaimana cara mengatasi emosi itu dengan layak, agar tidak mengganggu keberlangsungan hidup dan karir.


Untuk bisa lepas dari toxic positivity juga perlu keikhlasan dari sang pelaku agar paham bahwa tidak segala hal di dunia ini harus selalu terkontrol oleh manusia. Adakalanya kita harus pasrah kepada takdir dan sang maha penguasa untuk membiarkan yang seharusnya terjadi. Berhenti menyangkal bahwa tidak terjadi apa - apa adalah jalan terbaik untuk menghentikan toxic positivity. 


Film ini juga menyajikan gambar sudut sudut kota Jakarta yang lain daripada yang lain. Yakni kegiatan di pasar yang terletak di gang kecil, warung makan di gang kecil, sesuatu yang tidak mewah tetapi tidak juga kumuh. Juga akhirnya saya mengerti bahwa Gultik itu bukanlah Gulai Tikus tetapi gulai tikungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar